Sunday, October 28, 2018

Hal-hal kecil yang kamu lakukan hari ini, bisa jadi membuat perubahan besar di masa depan.

Hal-hal kecil yang kamu lakukan hari ini, bisa jadi membuat perubahan besar di masa depan.

Masa depan yang gemilang pada dasarnya ditentukan oleh sekumpulan keputusan tepat yang diambil saat usia kamu masih mampu. Nah, kebanyakan kita terlalu banyak menyalahgunakan kemajuan teknologi buat hal yang sifatnya membuang waktu saja. Tanpa kita sadari hal tersebut ternyata bisa membuat masa depan melenceng jauh dari yang seharusnya bisa kita dapatkan.
Membiasakan diri untuk menghargai waktu adalah investasi terbaik yang bisa kamu berikan buat diri sendiri di masa depan. Dengan datang tepat waktu, menunjukkan komitmen dan membuktikan kamu bisa diandalkan. Otomatis, orang akan senang bekerja sama.
Ada banyak keindahan kecil yang bisa ditemui di sekitar kamu, kalau mau sedikit terlibat dengan alam sekitar. Lakukan perjalanan ke tempat-tempat indah, pengalaman menghirup udara segar dan menghijaukan mata bisa membuka pikiran hal-hal terpenting dalam hidup yang pantas dihargai.
Banyak orang yang suka mengatakan untuk mempunyai mimpi setinggi langit. Banyak orang tua yang mengajarkan anaknya untuk mempunyai mimpi atau cita-cita yang besar, bahkan orang tuanya sendiri sebenarnya mengharapkan sesuatu yang besar terhadap anaknya. Tanpa disadari hal tersebut dapat membuat anak-anak sejak kecil terbiasa untuk bermimpi setinggi-tingginya atau melakukan sesuatu agar dilihat oleh orang lain, sehingga ketika dewasa banyak orang yang cenderung berusaha untuk melakukan sesuatu yang besar.
Berusaha untuk melakukan sesuatu agar hasilnya dapat terlihat jelas. Tidak sedikit orang yang mementingkan hasil dibandingkan proses-proses yang terjadi. Tidak sedikit orang yang meremehkan orang lain yang melakukan sesuatu tanpa hasil yang pasti atau jika hasilnya menurut mereka kecil dan cenderung tidak menghasilkan. 
Sebenarnya kita tahu, bahwa segala hal yang besar itu bermula dari hal yang paling kecil. Namun tak banyak yang mengerti bagaimana hal kecil bisa mendatangkan sesuatu yang besar ketika kita melakukan hal yang besar justru tak mendatangkan apa-apa.
Masa depan adalah sebuah kemungkinan, anda sendirilah yang memilih untuk mewujudkannya dalam kehidupan anda.
Masa depan ialah suatu masa atau kondisi yang berada di depan manusia, akan tetapi kondisi tersebut biasanya digunakan untuk waktu yang panjang, mungkin juga tidak terbatas dan kadang-kadang masih bersifat abstrak. Masa depan untuk jangka pendek biasanya digunakan istilah besok, besok lusa, bulan depan atau tahun depan.

Saturday, October 27, 2018

Hargai sesuatu yang sederhana, kadangkala itulah yang membuat kita bahagia.

Hargai sesuatu yang sederhana, kadangkala itulah yang membuat kita bahagia.

Sederhana atau bisa juga dikatakan bersahaja adalah tidak berlebih-lebihan atau hidupnya selalu sederhana. Hidup sederhana atau gaya hidup minimalis merujuk kepada sejumlah praktik sukarela untuk menyederhanakan hidup seseorang. Misalnya, memilih tinggal di rumah minimalis tindakan mengurangi jumlah dan jenis harta kepemilikan atau meningkatkan kemandirian.
Ciri-ciri hidup sederhana itu adalah apa adanya dan tidak mengada-ada. Dalam artian seseorang yang hidup sederhana itu menerima setiap keadaan dan menerima apapun yang dimiliki tanpa menggerutu. Namun mereka tidak menerima begitu saja setiap keadaan, mereka tidak berhenti sampai di situ saja, selanjutnya setelah itu mereka berfikir menyusun strategi dan mengembangkan diri supaya ke depannya akan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Mereka akan mengevaluasi setiap titik penyebab kegagalan dalam kehidupan mereka. Mereka akan meningkatkan lagi kualitas diri mereka meskipun mereka sudah berhasil sesuai rencana yang telah disusun secara memuaskan, sehingga mereka terus berinovasi tanpa henti.
Seseorang bisa bahagia karena bermacam-macam alasan. Yang menurut orang membahagiakan, bisa saja kata orang lain bahkan menyebalkan. Bahagia sebenarnya bukan tampak dari keadaan di luar, tapi keadaan di dalam hati tergantung bagaimana kita mengkondisikan hati.
Kebahagiaan bisa kita dapatkan dimana saja dengan cara yang sederhana tentunya. Sekali lagi, tergantung pada persepsi kita dalam memberikan makna terhadap suatu masalah.

Terkadang diam adalah suatu pilihan yang tepat, ketika pembicaraan hanya akan membuat suasana menjadi sangat kacau.

Terkadang diam adalah suatu pilihan yang tepat, ketika pembicaraan hanya akan membuat suasana menjadi sangat kacau.

Ibnu Hajar menjelaskan, “Ini adalah sebuah ucapan ringkas yang padat makna; semua perkataan bisa berupa kebaikan, keburukan, atau salah satu di antara keduanya. Perkataan baik (boleh jadi) tergolong perkataan yang wajib atau sunnah untuk diucapkan. Karenanya, perkataan itu boleh diungkapkan sesuai dengan isinya. Segala perkataan yang berorientasi kepadanya (kepada hal wajib atau sunnah) termasuk dalam kategori perkataan baik. (Perkataan) yang tidak termasuk dalam kategori tersebut berarti tergolong perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan. Oleh karena itu, orang yang terseret masuk dalam lubangnya (perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan) hendaklah diam.” (lihat Al-Fath, 10:446).
Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara)”.
Bicara yang baik memberi manfaat bagi pembicara dan pendengarnya, sedang diam hanya berpotensi bermanfaat untuk yang diam. Tidak ada baiknya diam menyangkut pengetahuan dan tidak ada baiknya berbicara berdasar ketidaktahuan. Diam pada tempatnya baik dan berbicara  bila dibutuhkan  wajib.  Yang diam menyangkut hak yang perlu diketahui adalah  setan yang bisu. Ini demikian dalam satu situasi berbicara harus dikedepankan, lebih-lebih jika kandungan pembicaraan itu memiliki dampak positif  terhadap seseorang, lebih-lebih jika terhadap orang banyak.
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (HR. Bukhari no. 6018, Muslim no. 47).
Menjaga lisan bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan berkata baik atau kalau tidak mampu maka diam. Dengan demikian diam kedudukannya lebih rendah dari pada berkata baik, namun masih lebih baik dibandingkan dengan berkata yang tidak baik.